Sejarah Agama persia
Kuno
Sejarah keagamaanpersia kuno tidak bisa terlepas
dari kerrajaan dan kekaisaran yang menduduki wilayah persia. Ada sejumlah
kekaisaran bersejarah yang berkuasa di Dataran Tinggi Iran, tanah air asal Bangsa Persia,
dan sekitarnya termasuk Asia Barat,
Asia Tengah dan Kaukasus.
Kekaisaran di
persia
Dari tulisan-tulisan sejarah, peradaban Iran yang pertama ialah Proto-Iran, diikuti dengan
peradaban Elam.[1]Elam
adalah peradaban kuno yang terletak di Iran barat daya.Elam
berpusat di barat jauh dan barat daya Iran, membentang mulai dari dataran
rendah Khuzestan
dan provinsi Ilam, selain juga
sebagian kecil Irak
selatan.Nama "Elam" berasal dari bahasa Ibrani.
Dalam bahasa lainnya antara lain disebut elam(a) (bahasa
Sumeria), elamtu (bahasa
Akkadia), dan haltamti (bahasa Elam).
Negara-negara Elam adalah termasuk wilayah politik yang maju di Timur Dekat
Kuno.
Terletak di sebelah timur Mesopotamia,
Elam adalah bagian dari urbanisawi awal selama
periode Kalkolitikum (Zaman
Tembaga). Pada periode Elam Lama (Zaman Perunggu Awal), Elam
terdiri dari beberapa kerajaan di dataran tinggi Iran,
berpusat di Anshan, dan sejak
pertengahan milenium ke-2 SM, peradaban Elam berpusat di Susan
di dataran rendah Khuzestan. Kebudayaannya banyak berpengaruh di Kekaisaran Guti, juga di Kekaisaran Akhemeniyah.Ketika itu bahasa
Elam menjadi salah satu bahasa resmi.Bahasa Elam sendiri
digolongkan sebagai bahasa terisolasi.[2]
Pada milenium kedua dan ketiga, Bangsa Arya hijrah ke Iran
dan mendirikan kekaisaran pertama Iran, Kekaisaran
Media (728SM-550SM).Kekaisaran ini telah menjadi simbol pendiri
bangsa dan juga kekaisaran Iran, yang disusul dengan Kekaisaran Akhemeniyah (648SM–330SM) yang
didirikan oleh Koresh yang Agung.[3]
Koresh (atau Kurush nama Persianya, dalam bahasa
InggrisCyrus) dilahirkan sekitar tahun 576 SM di provinsi Persis (kini Fars), di barat daya Iran. Daerah ini saat
itu merupakan provinsi kerajaan Media.Koresh
berasal dari keturunan penguasa lokal yang merupakan bawahan Raja Media.[4]Yang
kemudian mengkudeta kekaisaran media dan mendirikan kekaisaran akhemeniyah.
Koresh Agung juga terkenal sebagai pemerintah pertama
yang mewujudkan undang-undang mengenai hak-hak kemanusiaan, tertulis di atas
artefak yang dikenal sebagai Silinder
Koresh.Ia juga merupakan pemerintah pertama yang memakai gelar Agung dan juga Shah Iran. Di zamannya,
perbudakan dilarang di kawasan-kawasan taklukannya (juga dikenal sebagai Kekaisaran
Persia.)Gagasan ini kemudian memberi dampak yang besar pada
peradaban-peradaban manusia setelah zamannya.
Kekaisaran Persia kemudian diperintah oleh Cambyses selama tujuh tahun
(531SM - 522SM) dan kemangkatannya disusul dengan perebutan kuasa antara darius
dan bardiyah.Akhirnya Darius yang Agung (522SM -486SM) menang
dan dinyatakan sebagai raja.
Pada masa kekuasaannya, negerinya mencapai puncak
kejayaannya, meliputi wilayah hingga Mesir,
India Utara,
dan sebagian Yunani. Kekaisarannya mulai mengalami
kemunduran setelah kematiannya dan pengangkatan putranya, Xerxes I, sebagai raja
Ibu kota Persia pada zaman Darius
dipindahkan ke Susa
dan ia mulai membangun Persepolis. Sebuah terusan di antara Sungai Nil
dan Laut Merah
turut dibangun dan menjadikannya pelopor untuk pembangunan Terusan Suez.Sistem
jalan juga turut diperbaharui dan sebuah jalan raya dibangun menghubungkan Susa
dan Sardis.Jalan
raya ini dikenal sebagai Jalan Kerajaan.
Selain itu, mata uang syiling dalam bentuk daric (syiling emas) dan juga
Shekel
(syiling perak)
diperkenalkan ke seluruh dunia. Bahasa Persia Kuno turut diperkenalkan dan
diterbitkan di dalam prasasti-prasasti kerajaan.
Di bawah pemerintahan Koresh yang Agung dan Darius yang
Agung, Kekaisaran Persia menjadi sebuah kekaisaran yang terbesar dan terkuat di
dunia zaman itu.Pencapaian utamanya ialah sebuah kekaisaran besar pertama yang
mengamalkan sikap toleransi dan menghormati budaya-budaya dan agama-agama lain
di kawasan jajahannya.
Pada masa darius dia mempercayai Ahura Mazda sebagai
pencipta dan penegak kebenaran (asha). Ahura Mazda bersifat maha tau tapi tidak
maha kuasa, akan tetapi ahura mazda menghancurkan segala kejahatan. Agama kuno
di iran atau persia mempercayai ahura masda dengan arti ahura berarti cahya dan
Mazda adalah kebijakan.
Kekaisaran
Seleukus (330SM ~ 248SM)
Pada tahun
330SM Kekaisaran Akhemeniyah diserang
oleh Kerajaan Yunani yang di
pimpin salah satu jenderal dari Alexander Agung yang
bernama Seleukus dan
lahirlah pemerintahan baru Persia yaitu Kekaisaran Seleukus dari Yunani. Seleukus mengangkat
dirinya menjadi Kaisar setelah Alexander Agung wafat.
Kekaisaran
Iran Ketiga: Kekaisaran Parthia (248SM – 224M)
Kekaisaran Parthia bermula
dengan Dinasti Arsacida yang
menyatukan dan memerintah dataran tinggi Iran, yang juga turut menaklukkan
wilayah timur Yunani pada awal
abad ketiga Masehi dan juga Mesopotamia antara
tahun 150 SM dan 224 M. Parthia juga merupakan musuh bebuyutan Romawi di
sebelah timur, dan membatasi bahaya Romawi di Anatolia.
Tentara-tentara Parthia terbagi atas dua kelompok berkuda, tentara berkuda yang
berperisai dan membawa senjata berat, dan tentara berkuda yang bersenjata
ringan dan kudanya lincah bergerak.Sementara itu, tentara Romawi terlalu
bergantung kepada infantri, menyebabkan Romawi sukar untuk mengalahkan
Parthia.Tetapi, Parthia kekurangan teknik dalam perang tawan, menyebabkan
mereka sukar mengawal kawasan taklukan. Ini menyebabkan kedua belah pihak gagal
mengalahkan satu sama lain.
Kekaisaran
Parthia tegak selama lima abad (Berakhir pada tahun 224 M,) dan raja terakhirnya
kalah di tangan kekaisaran lindungannya, yaitu Sassania.
Kekaisaran
Iran Keempat: Kekaisaran Sassania (226–651)
Kekaisaran Sassania pada zaman kegemilangannya.Ardashir I, shah
pertama Kekaisaran Sassania, mula membangun kembali ekonomi dan
militer Persia.Wilayahnya meliputi kawasan Iran modern, Irak, Suriah, Pakistan, Asia Tengah dan wilayah
Arab.Pada zaman Khosrau II (590-628)
pula, kekaisaran ini diperluas hingga Mesir, Yordania, Palestina, dan Lebanon.Orang-orang
Sassania menamakan kekaisaran mereka Erānshahr (atau Iranshæhr,
"Penguasaan Orang Arya".)
Sejarah Iran seterusnya diikuti dengan konflik selama
enam ratus tahun dengan Kekaisaran Romawi.Menurut sejarawan, Persia kalah dalam
Perang al-Qādisiyyah (632 M) di Hilla, Iraq.Rostam Farrokhzād, seorang
jenderal Persia, dikritik kerana keputusannya untuk berperang dengan orang Arab
di bumi Arab sendiri. Kekalahan Sassania di Irak menyebabkan tentara mereka
tidak keruan dan akhirnya ini memberi jalan kepada futuhat Islam atas
Persia.
Era Sassania menyaksikan memuncaknya peradaban Persia, dan
merupakan kekaisaran Persia terakhir sebelum kedatangan Islam.Pengaruh
dan kebudayaan Sassania kemudian diteruskan setelah pemelukan Islam oleh bangsa
Persia.
Islam Persia
dan Zaman Kegemilangan Islam Persia (700–1400)
Setelah
pemelukan Islam, orang-orang Persia mulai membentuk gambaran Islam Persia, di
mana mereka melestarikan gambaran sebagai orang Persia tetapi pada masa yang
sama juga sebagai muslim. Pada abad ke-8 M, Parsi memberi bantuan kepada Abbassiyah memerangi
tentara Umayyah, karena
Bani Umayyah hanya mementingkan bangsa Arab dan memandang rendah kepada orang
Persia. Pada zaman Abbassiyah, orang-orang Persia mulai melibatkan diri dalam
administrasi kerajaan.Sebagian mendirikan dinasti sendiri.
Pada abad
kesembilan dan kesepuluh, terdapat beberapa kebangkitan ashshobiyyah Persia
yang menentang gagasan Arab sebagai Islam dan Muslim.Tetapi kebangkitan ini
tidak menentang identitas seorang Islam.Salah satu dampak kebangkitan ini ialah
penggunaan bahasa Persia sebagai
bahasa resmi Iran (hingga hari ini.)
Pada zaman
ini juga, para ilmuwan Persia menciptakan Zaman Kegemilangan Islam.Sementara
itu Persia menjadi tumpuan penyebaran ilmu sains, filsafat dan teknik.Ini
kemudian memengaruhi sains di Eropa dan juga kebangkitan Renaissance.
Bermula pada
tahun 1220, Parsi dimasuki oleh tentera Mongolia di bawah pimpinan Genghis Khan, diikuti
dengan Tamerlane, dimana
kedua penjelajah ini menyebabkan kemusnahan yang parah di Persia.
Islam
Syi'ah, Kekaisaran Safawi, Dinasti Qajar/Pahlavi dan Iran Modern (1501 – 1979)
Parsi mulai berganti menjadi IslamSyiah pada zaman Safawi, pada tahun
1501.Dinasti Safawi kemudian menjadi salah sebuah penguasa dunia yang utama dan
mulai mempromosikan industri pariwisata di Iran.Di bawah pemerintahannya, arsitektur
Persia berkembang kembali dan menyaksikan pembangunan monumen-monumen yang
indah. Kejatuhan Safawi disusuli dengan Persia yang menjadi sebuah medan
persaingan antara kekuasaan Kekaisaran Rusia dan Kekaisaran Britania (yang menggunakan pengaruh Dinasti Qajar). Namun begitu, Iran tetap
melestarikan kemerdekaan dan wilayah-wilayahnya, menjadikannya unik di rantau
itu.Modernisasi Iran yang bermula pada lewat abad ke-19, membangkitkan
keinginan untuk berubah dari orang-orang Persia.Ini menyebabkan terjadinya Revolusi
Konstitusi Persia pada tahun 1905 hingga 1911.Pada tahun 1921, Reza Khan (juga
dikenal sebagai Reza Shah) mengambil alih tahta melalui perebutan kekuasaan
dari Qajar yang semakin lemah. Sebagai penyokong modernisasi, Shah Reza memulai
pembangunan industri modern,
jalan kereta api, dan pendirian sistem pendidikan tinggi di Iran. Malangnya,
sikap aristokratik dan ketidakseimbangan pemulihan kemasyarakatan menyebabkan
banyak rakyat Iran tidak puas.
Pada Perang Dunia II, tentara
Inggris dan Uni Soviet menyerang Iran dari 25 Agustus hingga 17 September 1941,
untuk membatasi Blok Poros dan menggagas infrastruktur penggalian minyak Iran.
Blok Sekutu memaksa Shah untuk melantik anaknya, Mohammad Reza Pahlavi menggantikannya, dengan harapan
Mohammad Reza menyokong mereka.
Malangnya, pemerintahan Shah Mohammad Reza bersifat
otokratis. Dengan bantuan dari Amerika dan Inggris, Shah meneruskan modernisasi
Industri Iran, tetapi pada masa yang sama menghancurkan partai-partai oposisi
melalui badan intelijennya, SAVAK. AyatollahRuhollah Khomeini menjadi
oposisi dan pengkritik aktif terhadap pemerintahan Shah Mohammad Reza dan
kemudian ia dipenjarakan selama delapan belas bulan. Melalui nasihat jenderal Hassan Pakravan, Khomeini
dibuang ke luar negeri dan diantar ke Turki dan selepas
itu ke Irak.
Dahulu Iran dikenal dengan nama Persia. Penduduknya terdiri atas dua kelompok, bangsa Media dan bangsa Persia, yang berpindah ke Persia dari Asia tengah lebih dari 2.800 tahun yang lalu.
Pada mulanya, bangsa Media lebih kuat. Kemudian, hampir 2.550 tahun lalu, Cyrus yang Agung, penguasa Persia, melakukan pemberontakan dan merebut kekuasaan. Cyrus menjadikan Persia sebagai pusat kerajaan baru yang perkasa. Ibukotanya berada di Ecbatana, terletak di Jalur Sutra, yang kini tertimbun di bawah kota modern Hamadan.
Menaklukkan Raja-raja
Tahun-tahun Penting
| |
+ 850-750 SM
|
Bangsa Media dan Persia pindah ke Iran
|
+ 600 SM
|
Zoroaster mempengaruhi agama kuno Persia
|
559-525 SM
|
Cyrus yang Agung membangun Kerajaan Persia
|
521-486 SM
|
Darius I memperluas kerajaan ke puncak kejayaan
|
480 SM
|
Bangsa Yunani menghentikan ekspansi Persia di Salamis
|
331 SM
|
Persia jatuh ke tangan Alexander yang Agung
|
Cyrus memimpin pasukan penunggang kuda dan pemanah ulung. Mengambil keuntungan dari kelemahan para tetangga, ia menaklukkan sebuah kerajaan yang wilayahnya terentang dari Laut Mediterania hingga ke Afghanistan. Anaknya, Cambyses, menyerang Mesir. Bangsa Persia mendapat dukungan dari warga taklukan berkat pemerintahan yang adil. Darius I memperluas wilayah hingga ke India dan Yunani. Ia mengatur ulang kerajaan dan menunjuk para satrap (gubernur) di setiap provinsi. Ia memungut pajak dari setiap provinsi berupa padi-padian, perak, dan hasil pertanian.
Menyatukan Dunia Kuno
Darius membangun banyak jalan dan kota dagang untuk menjangkau seluruh bagian dari kerajaan yang luas. Ia memajukan perdagangan dengan memerkenalkan mata uang standar. Bangsa Persia menguasai ujung barat Jalur Sutra dari Cina, dan seluruh lalu lintas perdagangan dari India ke Laut Mediterania. Kerajaan cosmopolitan yang makmur ini menjalin hubungan dengan sebagian besar peradaban kuno pada zaman itu. Namun, kerajaan ini sangat bergantung pada kemampuan pemimpinnya. Akibatnya, bangsa Yunani meruntuhkan Kerajaan Persia dan merebut wilayah kekuasaan Persia.
Ajaran Agama
Di bidang keagamaan, bangsa Persia mengikuti ajaran seorang nabi Persia yang bernama Zarathustra, dalam bahasa Yunani disebut Zoroaster. Zoroaster menjalankan agama suku Persia kuno yang dibawa orang Persia dari Asia tengah. Mereka menyembah satu dewa, Ahura Mazda, yang dikenal ikut dalam peperangan suci melawan Ahriman (mewakili sikap diam) dan setan (mewakili kejahatan).
Kendati ajaran Zoroaster tidak menjadi agama dunia, ada ahli yang berpendapat bahwa agama ini memengaruhi banyak agama lain, termasuk agama Kristen. Menurut mereka, pengaruh ajaran ini dapat dilihat dalam kitab Wahyu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar