Rabu, 05 Juni 2013

Agama Persia Kuno


Sejarah Agama persia Kuno
Sejarah keagamaanpersia kuno tidak bisa terlepas dari kerrajaan dan kekaisaran yang menduduki wilayah persia. Ada sejumlah kekaisaran bersejarah yang berkuasa di Dataran Tinggi Iran, tanah air asal Bangsa Persia, dan sekitarnya termasuk Asia Barat, Asia Tengah dan Kaukasus.
Kekaisaran di persia
1.      Kekaisaran Media (728SM-550SM).
Dari tulisan-tulisan sejarah, peradaban Iran yang pertama ialah Proto-Iran, diikuti dengan peradaban Elam.[1]Elam adalah peradaban kuno yang terletak di Iran barat daya.Elam berpusat di barat jauh dan barat daya Iran, membentang mulai dari dataran rendah Khuzestan dan provinsi Ilam, selain juga sebagian kecil Irak selatan.Nama "Elam" berasal dari bahasa Ibrani. Dalam bahasa lainnya antara lain disebut elam(a) (bahasa Sumeria), elamtu (bahasa Akkadia), dan haltamti (bahasa Elam). Negara-negara Elam adalah termasuk wilayah politik yang maju di Timur Dekat Kuno.
Terletak di sebelah timur Mesopotamia, Elam adalah bagian dari urbanisawi awal selama periode Kalkolitikum (Zaman Tembaga). Pada periode Elam Lama (Zaman Perunggu Awal), Elam terdiri dari beberapa kerajaan di dataran tinggi Iran, berpusat di Anshan, dan sejak pertengahan milenium ke-2 SM, peradaban Elam berpusat di Susan di dataran rendah Khuzestan. Kebudayaannya banyak berpengaruh di Kekaisaran Guti, juga di Kekaisaran Akhemeniyah.Ketika itu bahasa Elam menjadi salah satu bahasa resmi.Bahasa Elam sendiri digolongkan sebagai bahasa terisolasi.[2]
Pada milenium kedua dan ketiga, Bangsa Arya hijrah ke Iran dan mendirikan kekaisaran pertama Iran, Kekaisaran Media (728SM-550SM).Kekaisaran ini telah menjadi simbol pendiri bangsa dan juga kekaisaran Iran, yang disusul dengan Kekaisaran Akhemeniyah (648SM–330SM) yang didirikan oleh Koresh yang Agung.[3]
Koresh (atau Kurush nama Persianya, dalam bahasa InggrisCyrus) dilahirkan sekitar tahun 576 SM di provinsi Persis (kini Fars), di barat daya Iran. Daerah ini saat itu merupakan provinsi kerajaan Media.Koresh berasal dari keturunan penguasa lokal yang merupakan bawahan Raja Media.[4]Yang kemudian mengkudeta kekaisaran media dan mendirikan kekaisaran akhemeniyah.
Koresh Agung juga terkenal sebagai pemerintah pertama yang mewujudkan undang-undang mengenai hak-hak kemanusiaan, tertulis di atas artefak yang dikenal sebagai Silinder Koresh.Ia juga merupakan pemerintah pertama yang memakai gelar Agung dan juga Shah Iran. Di zamannya, perbudakan dilarang di kawasan-kawasan taklukannya (juga dikenal sebagai Kekaisaran Persia.)Gagasan ini kemudian memberi dampak yang besar pada peradaban-peradaban manusia setelah zamannya.
Kekaisaran Persia kemudian diperintah oleh Cambyses selama tujuh tahun (531SM - 522SM) dan kemangkatannya disusul dengan perebutan kuasa antara darius dan bardiyah.Akhirnya Darius yang Agung (522SM -486SM) menang dan dinyatakan sebagai raja.
Pada masa kekuasaannya, negerinya mencapai puncak kejayaannya, meliputi wilayah hingga Mesir, India Utara, dan sebagian Yunani. Kekaisarannya mulai mengalami kemunduran setelah kematiannya dan pengangkatan putranya, Xerxes I, sebagai raja
Ibu kota Persia pada zaman Darius dipindahkan ke Susa dan ia mulai membangun Persepolis. Sebuah terusan di antara Sungai Nil dan Laut Merah turut dibangun dan menjadikannya pelopor untuk pembangunan Terusan Suez.Sistem jalan juga turut diperbaharui dan sebuah jalan raya dibangun menghubungkan Susa dan Sardis.Jalan raya ini dikenal sebagai Jalan Kerajaan.
Selain itu, mata uang syiling dalam bentuk daric (syiling emas) dan juga Shekel (syiling perak) diperkenalkan ke seluruh dunia. Bahasa Persia Kuno turut diperkenalkan dan diterbitkan di dalam prasasti-prasasti kerajaan.
Di bawah pemerintahan Koresh yang Agung dan Darius yang Agung, Kekaisaran Persia menjadi sebuah kekaisaran yang terbesar dan terkuat di dunia zaman itu.Pencapaian utamanya ialah sebuah kekaisaran besar pertama yang mengamalkan sikap toleransi dan menghormati budaya-budaya dan agama-agama lain di kawasan jajahannya.
Pada masa darius dia mempercayai Ahura Mazda sebagai pencipta dan penegak kebenaran (asha). Ahura Mazda bersifat maha tau tapi tidak maha kuasa, akan tetapi ahura mazda menghancurkan segala kejahatan. Agama kuno di iran atau persia mempercayai ahura masda dengan arti ahura berarti cahya dan Mazda adalah kebijakan.
Kekaisaran Seleukus (330SM ~ 248SM)
Pada tahun 330SM Kekaisaran Akhemeniyah diserang oleh Kerajaan Yunani yang di pimpin salah satu jenderal dari Alexander Agung yang bernama Seleukus dan lahirlah pemerintahan baru Persia yaitu Kekaisaran Seleukus dari Yunani. Seleukus mengangkat dirinya menjadi Kaisar setelah Alexander Agung wafat.
Kekaisaran Iran Ketiga: Kekaisaran Parthia (248SM – 224M)
Kekaisaran Parthia bermula dengan Dinasti Arsacida yang menyatukan dan memerintah dataran tinggi Iran, yang juga turut menaklukkan wilayah timur Yunani pada awal abad ketiga Masehi dan juga Mesopotamia antara tahun 150 SM dan 224 M. Parthia juga merupakan musuh bebuyutan Romawi di sebelah timur, dan membatasi bahaya Romawi di Anatolia. Tentara-tentara Parthia terbagi atas dua kelompok berkuda, tentara berkuda yang berperisai dan membawa senjata berat, dan tentara berkuda yang bersenjata ringan dan kudanya lincah bergerak.Sementara itu, tentara Romawi terlalu bergantung kepada infantri, menyebabkan Romawi sukar untuk mengalahkan Parthia.Tetapi, Parthia kekurangan teknik dalam perang tawan, menyebabkan mereka sukar mengawal kawasan taklukan. Ini menyebabkan kedua belah pihak gagal mengalahkan satu sama lain.
Kekaisaran Parthia tegak selama lima abad (Berakhir pada tahun 224 M,) dan raja terakhirnya kalah di tangan kekaisaran lindungannya, yaitu Sassania.
Kekaisaran Iran Keempat: Kekaisaran Sassania (226–651)
Kekaisaran Sassania pada zaman kegemilangannya.Ardashir I, shah pertama Kekaisaran Sassania, mula membangun kembali ekonomi dan militer Persia.Wilayahnya meliputi kawasan Iran modern, Irak, Suriah, Pakistan, Asia Tengah dan wilayah Arab.Pada zaman Khosrau II (590-628) pula, kekaisaran ini diperluas hingga Mesir, Yordania, Palestina, dan Lebanon.Orang-orang Sassania menamakan kekaisaran mereka Erānshahr (atau Iranshæhr, "Penguasaan Orang Arya".)
Sejarah Iran seterusnya diikuti dengan konflik selama enam ratus tahun dengan Kekaisaran Romawi.Menurut sejarawan, Persia kalah dalam Perang al-Qādisiyyah (632 M) di Hilla, Iraq.Rostam Farrokhzād, seorang jenderal Persia, dikritik kerana keputusannya untuk berperang dengan orang Arab di bumi Arab sendiri. Kekalahan Sassania di Irak menyebabkan tentara mereka tidak keruan dan akhirnya ini memberi jalan kepada futuhat Islam atas Persia.
Era Sassania menyaksikan memuncaknya peradaban Persia, dan merupakan kekaisaran Persia terakhir sebelum kedatangan Islam.Pengaruh dan kebudayaan Sassania kemudian diteruskan setelah pemelukan Islam oleh bangsa Persia.
Islam Persia dan Zaman Kegemilangan Islam Persia (700–1400)
Setelah pemelukan Islam, orang-orang Persia mulai membentuk gambaran Islam Persia, di mana mereka melestarikan gambaran sebagai orang Persia tetapi pada masa yang sama juga sebagai muslim. Pada abad ke-8 M, Parsi memberi bantuan kepada Abbassiyah memerangi tentara Umayyah, karena Bani Umayyah hanya mementingkan bangsa Arab dan memandang rendah kepada orang Persia. Pada zaman Abbassiyah, orang-orang Persia mulai melibatkan diri dalam administrasi kerajaan.Sebagian mendirikan dinasti sendiri.
Pada abad kesembilan dan kesepuluh, terdapat beberapa kebangkitan ashshobiyyah Persia yang menentang gagasan Arab sebagai Islam dan Muslim.Tetapi kebangkitan ini tidak menentang identitas seorang Islam.Salah satu dampak kebangkitan ini ialah penggunaan bahasa Persia sebagai bahasa resmi Iran (hingga hari ini.)
Pada zaman ini juga, para ilmuwan Persia menciptakan Zaman Kegemilangan Islam.Sementara itu Persia menjadi tumpuan penyebaran ilmu sains, filsafat dan teknik.Ini kemudian memengaruhi sains di Eropa dan juga kebangkitan Renaissance.
Bermula pada tahun 1220, Parsi dimasuki oleh tentera Mongolia di bawah pimpinan Genghis Khan, diikuti dengan Tamerlane, dimana kedua penjelajah ini menyebabkan kemusnahan yang parah di Persia.
Islam Syi'ah, Kekaisaran Safawi, Dinasti Qajar/Pahlavi dan Iran Modern (1501 – 1979)
Parsi mulai berganti menjadi IslamSyiah pada zaman Safawi, pada tahun 1501.Dinasti Safawi kemudian menjadi salah sebuah penguasa dunia yang utama dan mulai mempromosikan industri pariwisata di Iran.Di bawah pemerintahannya, arsitektur Persia berkembang kembali dan menyaksikan pembangunan monumen-monumen yang indah. Kejatuhan Safawi disusuli dengan Persia yang menjadi sebuah medan persaingan antara kekuasaan Kekaisaran Rusia dan Kekaisaran Britania (yang menggunakan pengaruh Dinasti Qajar). Namun begitu, Iran tetap melestarikan kemerdekaan dan wilayah-wilayahnya, menjadikannya unik di rantau itu.Modernisasi Iran yang bermula pada lewat abad ke-19, membangkitkan keinginan untuk berubah dari orang-orang Persia.Ini menyebabkan terjadinya Revolusi Konstitusi Persia pada tahun 1905 hingga 1911.Pada tahun 1921, Reza Khan (juga dikenal sebagai Reza Shah) mengambil alih tahta melalui perebutan kekuasaan dari Qajar yang semakin lemah. Sebagai penyokong modernisasi, Shah Reza memulai pembangunan industri modern, jalan kereta api, dan pendirian sistem pendidikan tinggi di Iran. Malangnya, sikap aristokratik dan ketidakseimbangan pemulihan kemasyarakatan menyebabkan banyak rakyat Iran tidak puas.
Pada Perang Dunia II, tentara Inggris dan Uni Soviet menyerang Iran dari 25 Agustus hingga 17 September 1941, untuk membatasi Blok Poros dan menggagas infrastruktur penggalian minyak Iran. Blok Sekutu memaksa Shah untuk melantik anaknya, Mohammad Reza Pahlavi menggantikannya, dengan harapan Mohammad Reza menyokong mereka.
Malangnya, pemerintahan Shah Mohammad Reza bersifat otokratis. Dengan bantuan dari Amerika dan Inggris, Shah meneruskan modernisasi Industri Iran, tetapi pada masa yang sama menghancurkan partai-partai oposisi melalui badan intelijennya, SAVAK. AyatollahRuhollah Khomeini menjadi oposisi dan pengkritik aktif terhadap pemerintahan Shah Mohammad Reza dan kemudian ia dipenjarakan selama delapan belas bulan. Melalui nasihat jenderal Hassan Pakravan, Khomeini dibuang ke luar negeri dan diantar ke Turki dan selepas itu ke Irak.
Dahulu Iran dikenal dengan nama Persia. Penduduknya terdiri atas dua kelompok, bangsa Media dan bangsa Persia, yang berpindah ke Persia dari Asia tengah lebih dari 2.800 tahun yang lalu.
Pada mulanya, bangsa Media lebih kuat. Kemudian, hampir 2.550 tahun lalu, Cyrus yang Agung, penguasa Persia, melakukan pemberontakan dan merebut kekuasaan. Cyrus menjadikan Persia sebagai pusat kerajaan baru yang perkasa. Ibukotanya berada di Ecbatana, terletak di Jalur Sutra, yang kini tertimbun di bawah kota modern Hamadan.

Menaklukkan Raja-raja

Tahun-tahun Penting
+ 850-750 SM
Bangsa Media dan Persia pindah ke Iran
+ 600 SM
Zoroaster mempengaruhi agama kuno Persia
559-525 SM
Cyrus yang Agung membangun Kerajaan Persia
521-486 SM
Darius I memperluas kerajaan ke puncak kejayaan
480 SM
Bangsa Yunani menghentikan ekspansi Persia di Salamis
331 SM
Persia jatuh ke tangan Alexander yang Agung














Cyrus memimpin pasukan penunggang kuda dan pemanah ulung. Mengambil keuntungan dari kelemahan para tetangga, ia menaklukkan sebuah kerajaan yang wilayahnya terentang dari Laut Mediterania hingga ke Afghanistan. Anaknya, Cambyses, menyerang Mesir. Bangsa Persia mendapat dukungan dari warga taklukan berkat pemerintahan yang adil. Darius I memperluas wilayah hingga ke India dan Yunani. Ia mengatur ulang kerajaan dan menunjuk para satrap (gubernur) di setiap provinsi. Ia memungut pajak dari setiap provinsi berupa padi-padian, perak, dan hasil pertanian.

Menyatukan Dunia Kuno
Darius membangun banyak jalan dan kota dagang untuk menjangkau seluruh bagian dari kerajaan yang luas. Ia memajukan perdagangan dengan memerkenalkan mata uang standar. Bangsa Persia menguasai ujung barat Jalur Sutra dari Cina, dan seluruh lalu lintas perdagangan dari India ke Laut Mediterania. Kerajaan cosmopolitan yang makmur ini menjalin hubungan dengan sebagian besar peradaban kuno pada zaman itu. Namun, kerajaan ini sangat bergantung pada kemampuan pemimpinnya. Akibatnya, bangsa Yunani meruntuhkan Kerajaan Persia dan merebut wilayah kekuasaan Persia.
Ajaran Agama
Di bidang keagamaan, bangsa Persia mengikuti ajaran seorang nabi Persia yang bernama Zarathustra, dalam bahasa Yunani disebut Zoroaster. Zoroaster menjalankan agama suku Persia kuno yang dibawa orang Persia dari Asia tengah. Mereka menyembah satu dewa, Ahura Mazda, yang dikenal ikut dalam peperangan suci melawan Ahriman (mewakili sikap diam) dan setan (mewakili kejahatan).
Kendati ajaran Zoroaster tidak menjadi agama dunia, ada ahli yang berpendapat bahwa agama ini memengaruhi banyak agama lain, termasuk agama Kristen. Menurut mereka, pengaruh ajaran ini dapat dilihat dalam kitab Wahyu.







[1]http://id.wikipedia.org/wiki/Kekaisaran_Persia
[2]http://id.wikipedia.org/wiki/Elam
[3]http://id.wikipedia.org/wiki/Kekaisaran_Persia
[4]http://id.wikipedia.org/wiki/Koresh_yang_Agung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar